PENDAMPINGAN PASCA PENGGUSURAN KOMUNITAS MUSLIM DI PENAMPUNGAN PENGUNGSIAN WARGA KAMPUNG BUGIS DI KELURAHAN SERANGAN DENPASAR SELATAN

Authors

  • Novena Ade Frednyarini Soedjiwo STAI Denpasar Bali
  • Kusjuniati Kusjuniati STAI Denpasar Bali
  • Muhammad Taufiq Maulana STAI Denpasar Bali

Keywords:

Komunitas, Tergusur, Kampung muslim

Abstract

Abstrak

Lahan yang ditempati Warga Kampung Bugis merupakan tanah yang telah
dihibahkan oleh Raja Pemecutan pada warga Desa Serangan, dan mereka menempati
sudah generasi keempat. Sebelum eksekusi, telah dilakukan dialog dan negosiasi,
tetapi warga Kampung Bugis tetap bertahan. Keadaan tersebut mengakibatkan
terjadinya penggusuran. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu adanya bantuan
pendampingan dalam mengatasi anak-anak yang mengalami trauma pasca
penggusuran; meminimalkan kondisi kesehatan pasca penggusuran; memulihkan
kondisi kesejahteraan pasca penggusuran. Prioritas dampingan bertujuan untuk
mengurangi dari keterpurukan; membantu menumbuhkan dampak sosial yang hilang,
sebelum dan setelah penggusuran, khususnya dalam kohesi sosial.
Strategi yang digunakan dalam pendampingan ini adalah strategi komunitas
marginal/ mustadh’afin. Pendampingan bagi masyarakat dalam kategori komunitas
yang lemah ekonomi, tergantung pada orang lain, dan tidak memiliki tempat tinggal
permanen. Sedangkan pendekatan dengan partisipatoris, melibatkan partisipasi
masyarakat secara penuh dan aktif dalam keseluruhan proses riset.
Pendampingan ini dapat membantu warga yang tergusur dalam mengatasi
permasalahan yang dihadapi. Warga tergusur saling membantu dalam mengatasi
trauma anak, meningkatkan kesehatan, dan mendapatkan tempat tinggal layak.
Kelayakan tempat tinggal sudah mendapatkan respon dari pihak pemerintah, tinggal
menunggu surat resmi tempat tinggal yang akan mereka dapatkan sesuai kesepakatan
antar warga pengungsi, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan pemerintah.

 

Abstract


Kampung Bugis’s people have beenliving in Serangan Village. The land
wasgranted by King of Pemecutan. They have living for fourth generation. They
have doing dialogue and negosiation before execution, but Kampung Bugis’s people
was keep stay in their land. Based on it, resultingchanges in the economy, patterns of
behavior, and loss of residence.It is necessary to provide assistance in trauma healing
who experience post-eviction trauma; minimize post-eviction health conditions;
restore post-eviction welfare conditions. The target priority is to reduce deterioration;
helping to foster lost social impacts, before and after eviction, especially in social
cohesion.
Marginal community strategy/mustadh'afin isthe strategy have use in this
mentoring. Mentoring for the community in the category of economically weak
communities, depends on others, and does not have a permanent residence. Whereas
the approach of this study is participatory, involving full and active community
participation in the entire research process.
This mentoring can help displaced people in overcoming the problems faced.
Evicted residents help each other in overcoming child trauma, improve health, and
get a decent place to live. The feasibility of a place of residence has received a
response from the government, just waiting for the official residence letter that they
will get as agreed between refugee residents, traditional leaders, community leaders,
and the government.

References

[1] Ali, Madekhan. 2007. Orang Desa Anak Tiri Perubahan. Lamongan: Prakarsa.

[2] Aziz, Moh. Ali dkk. 2005. Dakwah Pemberdayaan Masyarakat: Paradigma Aksi
Metodologi. Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Nusantara.

[3] Boulanger, G. 2007. Wonded by Reality-Understanding and Treating Adult Onset
Trauma. The Analytic Press: New York.

[4] Coser, Lewis A. 1956. The Functions of Social Conflict. New York: The Free Press.

[5] Dahrendorf, Ralf. 1959. The Modern Social Conflict Society. University Press.

[6] Deutsch, M. 1973. The resolution of conflict. New Heaven: Yale University Press.

[7] Haryatmoko. 2014. Etika Politik dan Kekuasaan.Jakarta: PT. Kompas Media
Nusantara.

[8] Hatta, Kusmawati. 2016. Trauma dan Pemulihan. Suatu Kajian Berdasarkan Kasus
Pasca Konflik dan Tsunami.Banda Aceh: Dakwah Ar-raniry Press.

[9] Harry Hikmat, Strategi Pemberdayaan Masyarakat, (Bandung : Humaniora Utama
Press, 2010), 66-70.

[10] Maslow Abraham H. (1993). Motivasi dan Kepribadian. Jakarta: PT. Pustaka
Binawan Presindo

[11] Mikkelsen, Britha. 2011. Metodologi Penelitian Participatoris dan Upaya
Pemberdayaan.

[12] Shapiro, F. 1999.Eye Movement Desensitization andReprocessing: Basis principle,
Protocol and Procedres. New York: Guilford Press.

[13] Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat, Memberdayakan Rakyat: Kajian
Strategis.

[14] Thoha, Miftah. 2004. Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Raja
Grafindo Persada: Jakaerta.

[15] Webb, BN. 2004.Mass Trauma and Volence.Helping Familiy and Children Cope.
Edited,New York: The Gulford Press.

[16] Winslow CEA. (1920). The Utilled Fields of Public Health (Jurnal). Sience
1920:51(1306):23-33.

Downloads

Published

2019-06-26

How to Cite

Soedjiwo, N. A. F., Kusjuniati, K., & Maulana, M. T. (2019). PENDAMPINGAN PASCA PENGGUSURAN KOMUNITAS MUSLIM DI PENAMPUNGAN PENGUNGSIAN WARGA KAMPUNG BUGIS DI KELURAHAN SERANGAN DENPASAR SELATAN. Widya Balina, 4(1), 1–15. Retrieved from https://journal.staidenpasar.ac.id/index.php/wb/article/view/25

Most read articles by the same author(s)

> >>