Inovasi Dan Literasi Kurikulum Perspektif Muhadjir Efendi Dan Nadiem Makarim
DOI:
https://doi.org/10.53958/wb.v9i2.626Keywords:
Inovasi kurikulum, full day school, Merdeka Belajar, Nadiem Makarim, Muhadjir EfendiAbstract
ABSTRACT
This article discusses curriculum innovation and literacy from the perspective of two Indonesian education ministers, Muhadjir Efendi and Nadiem Makarim, who brought significant changes to the Indonesian education system. Muhadjir Efendi introduced the full day school program and zoning policy, which sparked pros and cons among the community regarding its implementation. On the other hand, Nadiem Makarim introduced the concept of Merdeka Belajar which focuses on independent learning and developing student character through National Examination reform, Minimum Competency Assessment, simplification of RPP, and flexibility in admitting new students (PPDB). This article explores how the policies of the two ministers seek to improve the quality of education in Indonesia, although they still face challenges in implementation and acceptance by society.
ABSTRAK
Artikel ini membahas inovasi dan literasi kurikulum dalam perspektif dua menteri pendidikan Indonesia, Muhadjir Efendi dan Nadiem Makarim, yang membawa perubahan signifikan dalam sistem pendidikan Indonesia. Muhadjir Efendi memperkenalkan program full day school dan kebijakan zonasi, yang memicu pro dan kontra di kalangan masyarakat terkait penerapannya. Di sisi lain, Nadiem Makarim memperkenalkan konsep Merdeka Belajar yang berfokus pada pembelajaran mandiri dan pengembangan karakter siswa melalui reformasi Ujian Nasional, Asesmen Kompetensi Minimum, penyederhanaan RPP, dan fleksibilitas dalam penerimaan siswa baru (PPDB). Artikel ini mengeksplorasi bagaimana kebijakan kedua menteri tersebut berupaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia, meskipun masih menghadapi tantangan dalam implementasi dan penerimaannya oleh masyarakat.
References
[2] Abdul Fattah Nasution, Setia Ningsih, Mona Febrica Silva, Leli Suharti, dan Jekson Parulian Harahap. 2023. “Konsep Dan Implementasi Kurikulum Merdeka.” COMPETITIVE: Journal of Education 2(3): 201–11. doi:10.58355/competitive.v2i3.37.
[3] Arioka, Ni. 2018. “Ni Wayan Widayanti Arioka Pro Kontra Wacana Full Day School Jurnal Studi Kultural Pro Kontra Wacana Full Day School.” Jurnal Studi Kultural 3(1): 1–5. http://journals.an1mage.net/index.php/ajsk.
[4] Faiz, Aiman, dan Imas Kurniawaty. 2020. “Konsep Merdeka Belajar Pendidikan Indonesia Dalam Perspektif Filsafat Progresivisme.” Konstruktivisme : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran 12(2): 155–64. doi:10.35457/konstruk.v12i2.973.
[5] Indarta, Yose, Nizwardi Jalinus, Waskito Waskito, Agariadne Dwinggo Samala, Afif Rahman Riyanda, dan Novi Hendri Adi. 2022. “Relevansi Kurikulum Merdeka Belajar dengan Model Pembelajaran Abad 21 dalam Perkembangan Era Society 5.0.” Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan 4(2): 3011–24. doi:10.31004/edukatif.v4i2.2589.
[6] Ja, Mochammad, Nur Fatkhiya, dan Warda Wasila. 2024. “Implementasi dan Pengembangan Kurikulum Merdeka dalam Mewujudkan Pendidikan Berkualitas.” 4(1).
[7] Kemendikbud, Jendela. 2019. “Penguatan pendidikan karakter fondasi dan roh utama pendidikan.” Media Komunikasi & Inspirasi.
[8] Kurniawan, Agus. 2022. METODOLOGI STUDI ISLAM (materi kuliah).
[9[ Lathifah, Resti, Fakultas Keguruan, Dan Ilmu Pendidikan, Pendidikan Guru, Sekolah Dasar, Tiara Maharani, Salma Pratiwi, et al. 2022. “Inovasi Nadiem Makarim Mengenai Merdeka Belajar.” Jurnal Ilmu Pendidikan dan Kearifan Lokal (JIPKL) 2(3): 115–23.
[10 Lestari, dewi dkk. 2019. “Jurnal CANDI.” Penggunaan Computer Based Test (Cbt) Sebagai Sarana Evaluasi Dan Pengaruhnya Terhadap Efektivitas Penilaian Pada Mata Pelajaran Sejarah Di Sma Negeri 1 Boyolali Tahun Ajaran 2015/2016 19(1): 29–39.
[11] Muzakki, Muhammad, Budi Santoso, dan Hijrah Nur Alim. 2023. “Potret Implementasi Kurikulum Merdeka berbasis Islami di Sekolah Penggerak.” Jurnal Papeda: Jurnal Publikasi Pendidikan Dasar 5(2): 167–78. doi:10.36232/jurnalpendidikandasar.v5i2.4063.
[12] Nur’Wasilah, Fatimah, Abdul Mukti, dan Nur Hamzah. 2023. “Relavansi Pendidikan Abad Ke 21 Dengan Kurikulum Merdeka Belajar Pada Pembelajaran PAI Di Sekolah.” Journal of Comprehensive Science (JCS) 2(10): 1717–27. doi:10.59188/jcs.v2i10.520.
[13] Pascasarjana, Program, Manajemen Pendidikan, U I N Sunan, dan Gunung Djati. 2023. “KHAZANAH MULTIDISIPLIN VOL 4 NO 2 2023 Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Jenjang SMA Ishma Shafiyatu Sa ’ diyah , Raya Oktavia , Raden Syara Bisyara , Badrudin PENDAHULUAN Pandemi COVID-19 memberikan dampak secara global , khususnya dalam bidang pend.” 4(2): 348–62.
[14] Pendidikan, Menteri. 2019. “Memorandum Akhir Jabatan Muhadjir Effendy Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.”
[15] Politika, Jurnal Trias. 2020. “PERSONAL BRANDING NADIEM ANWAR MAKARIM MELALUI PIDATO HARI Devy Putri Kussanti , 2 Murtiadi PENDAHULUAN pemerintahan kini telah terisi dengan mereka yang notabenenya diharapkan dapat membawa peningkatan kerja dan kinerja di tiap lini kementerian . Banyakn.” 4(1): 51–65.
[16] Putridiyanti, Fita. 2022. “Merdeka Belajar Dalam Pendidikan Indonesia.” Merdeka Belajar Dalam Pendidikan Indonesia 3(2): 1–13. https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/jumpa.
[17] Sukataman, S, S P Wardhani, dan ... 2023. “Kritik Kepemimpinan Nadhiem Makariem Terhadap Kurikulum Merdeka.” IBTIDA-Jurnal … (55). https://www.ejournal.iainu-kebumen.ac.id/index.php/ibtida/article/view/1273%0Ahttps://www.ejournal.iainu-kebumen.ac.id/index.php/ibtida/article/download/1273/765.
[18] Sulistyowati, S N, dan F Amri. 2023. “Penerapan Sistem Full Day School terhadap Pembentukan Karakter Pelajar Pancasila.” Journal of Education Research 4(2): 814–21. https://www.jer.or.id/index.php/jer/article/view/240%0Ahttps://www.jer.or.id/index.php/jer/article/download/240/198.
[19] Sumarsih, Ineu, Teni Marliyani, Yadi Hadiyansah, dan Asep Herry Hernawan. 2022. “Analisis Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Penggerak Sekolah Dasar.” 6(5): 8248–58.
[20] Zakso, Amrazi, Universitas Tanjungpura, dan Merdeka Belajar. 2022. “Implementasi kurikulum merdeka belajar di indonesia.” 13(2): 916–22.